Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi: Bulan di Ufuk Malam

Cahunsoedcom/Nur Zakiyatul 

Aku tahu

Dalam gelap, engkau bercermin

Dalam sunyi, engkau merintih

Dalam tangis, engkau tertawa

Ya, aku tahu


Cermin itu adalah yang terbaik, bukan?

Ia tidak akan menampakkan utuh dirimu

Kau tidak perlu takut ia akan mengolokmu

Namun, sampai kapan?

Sampai kapan kau membiarkan malam menjadi semakin pekat?


Duniamu sepi, tapi pikiranmu berisik

Rumahmu penuh cahaya, tapi hatimu berselimut gulita

Oh, malangnya engkau

Yang selalu membenci luka diri

Yang tak berani membuka pintu ketidaksempurnaan


Sejatinya insan di bumi tidaklah sempurna

Setiap dari mereka punya luka

Setiap dari mereka punya ketidakmampuan

Tetapi, sebagian dari mereka memilih menerima

Sebagian dari mereka sudi merawat lukanya


Wahai engkau, insan biasa

Sudahkah engkau menerima diri sepenuhnya?

Kumohon, jangan kerdilkan dirimu

Karena engkau adalah Aku yang kubangga


Segala luka duka yang tercipta

Telahku dekap dengan erat

Aku tak perlu bercermin dalam gelap

Aku tak perlu bersinar seterang baskara

Aku hanya ingin menjadi bulan

Menjadi bulan di ufuk malam


2 komentar untuk "Puisi: Bulan di Ufuk Malam "