Mayday 2021: Bagaimanakah Kesejahteraan Buruh di Banyumas?
Photo by Thibault Luycx from Pexels |
Hari Buruh Internasional atau biasa disebut May Day
diperingati setiap tanggal 1 Mei pada setiap tahunnya. Pada awalnya, hari buruh merupakan kesempatan
untuk mengenang perjuangan revolusi industri dalam mendapatkan hak atas 8 jam kerja.
Setiap
tahunnya, selalu terdapat demo buruh besar-besaran di berbagai daerah dan juga
di depan Istana Merdeka. Para buruh
menuntut hak-hak yang memang sudah semestinya mereka dapatkan dari pemerintah. Namun, peringatan May Day tahun 2020 sampai saat
ini terasa berbeda disebabkan masih diselimuti pandemi COVID-19 yang tidak
kunjung usai.
Hari Buruh Internasional atau biasa disebut May Day diperingati setiap
tanggal 1 Mei pada setiap tahunnya. Pada
awalnya, hari buruh merupakan kesempatan untuk mengenang perjuangan revolusi
industri dalam mendapatkan hak atas 8 jam kerja.
Salah
satu buruh yang menyampaikan tuntutannya adalah Admini seorang buruh wanita
Pabrik PT Bina Nusa yang kami wawancarai secara daring. Ia menyampaikan keluhannya terkait jam kerja
atau upah minimum yang dianggap belum sepadan dengan pekerjaan yang
dilakukannya. “Menurut saya, upah
yang didapatkan tidak sepadan dengan apa yang dikerjakan, tolong lah beri kami
kesejahteraan, tolong harga dinaikkan lagi, apalagi setelah ada corona
harga menjadi anjlok yang dulunya Rp60.000 sekarang Rp45.000,” ucapnya.
Tidak
hanya buruh pabrik saja yang merasakan haknya belum terpenuhi, tetapi juga
banyak buruh tani yang mengeluhkan kesejahteraan yang sudah seharusnya
didapatkan oleh mereka. Salah
satunya adalah pasangan suami istri, yaitu Sobirin dan Kartini. Mereka merasa bahwa upah yang didapatkan tidak
sepadan dengan apa yang dikerjakan, serta peran pemerintah belum jelas
dirasakan oleh para buruh tani, termasuk mereka.
“Upah
yang diberikan tidak tentu karena biasanya disamaratakan saja dan jumlahnya di
bawah standar, semisal dapat pemilik lahan yang pelit kita yang rugi, makan
juga petani enggak ditanggung, kita bawa sendiri,” Ujar Kartini mengenai upah
yang didapat.
Tidak
hanya itu, pasangan suami istri ini juga menyampaikan harapan untuk buruh tani
agar ke depannya dapat lebih sejahtera. “Harapan kita untuk buruh tani ke depannya, pupuk itu jangan rusak,
kadang tidak ada juga atau mahal, apalagi di pandemi seperti ini. Tidak ada juga subsidi, walaupun ada Kartu Tani
tetapi penghasilan dan pengeluaran itu terkadang beda jauh, dan sosialisasi
menurut kami juga perlu terkait itu semua,” Ucap Sobirin dan Kartini.
Reporter:
Putri Aminah Artika, Rafli Nugraha
Penulis:
Putri Aminah Artika
Editor:
Cahunsoedcom
Posting Komentar untuk "Mayday 2021: Bagaimanakah Kesejahteraan Buruh di Banyumas?"