May Day dan Umur Panjang Perjuangan Buruh
Oleh: Fahri Abdillah
Sejarah
mencatat perjuangan buruh begitu panjang. Bermula pada abad ke-19, bahwa pada
abad ini kelas buruh harus bekerja rata-rata 18 hingga 20 jam dalam 24 jam
sehari. Waktu yang amat singkat untuk bercengkrama bersama keluarga. Tidak ada
waktu istirahat, tidak ada waktu berlibur. Berangkat dari fenomena tersebut,
buruh-buruh mulai memperjuangan tuntutan 8 jam kerja kepada perusahaan dan
pemerintah.
Pada tanggal 5 September 1882, sebanyak 20.000 buruh berkumpul
pertama kalinya di New York untuk melakukan parade. Mereka membawa dan
membentangkan spanduk bertuliskan “8 jam
kerja, 8 jam istirahat dan 8 jam rekreasi”. Berkat parade aksi ini, dalam
tahun-tahun berikutnya berbagai negara bagian mengadopsi gagasan yang dibawa
oleh gerakan buruh di New York, dan semua bersepakat untuk merayakannya.
Perjalanan
buruh dalam mencapai kesepakatan perihal 8 jam kerja dan peningkatan upah terus
berlanjut. Pada tanggal 1 May tahun 1884, sebanyak kurang lebih 400.000 buruh
melakukan demonstrasi besar-besaran. Demonstrasi ini berjalan konsisten selama
4 hari hingga 4 Mei 1886. Aksi demo buruh ini berlanjut pada respon pemogokan
umum yang membuat sebanyak 70.000 pabrik terpaksa ditutup.
Pada
saat itu pula terjadi tragedi berdarah. Tepat pada tanggal 4 Mei 1886, dimana
aksi buruh sedang besar-besarnya dan begitu heroiknya, negara melalui aparatnya
melakukan penyerangan dengan aksi penembakan. Ratusan buruh mati. Para pemimpin
aksi buruh di tangkap dan dihukum mati. Kejadian ini dikenal sebagai peristiwa Haymarket. Sedang ratusan buruh yang
mati dikenal sebagai martir.
Akibat
peristiwa berdarah Haymarket, membawa
dampak yang mendalam bagi kelas buruh di seluruh dunia. Pada ahirnya, bertepatan
dengan ulang tahun jatuhnya Bastille 4 Juli 1889, yang merupakan ulang tahun
ke-100 Revolusi Prancis, semua buruh yang ada di berbagai negara berkumpul dan
memutuskan untuk resolusi.
Isi
resolusinya adalah “Kongres memutuskan
untuk mengorganisir sebuah demonstrasi internasional yang besar, sehingga di
semua negara dan di semua kota pada satu hari yang telah ditentukan itu rakyat
pekerja akan menuntut pihak berwenang negara hukum pengurangan hari kerja
menjadi delapan jam, serta melakukan keputusan-keputusan yang laindari Kongres
Paris.Sejak demonstrasi serupa telah diputuskan untuk 1 Mei1890 oleh
FederasiTenaga Kerja Amerika di konvensi di St Louis, Desember, 1888, hari ini
diterima untuk demonstrasi internasional.
Para pekerja dari berbagai negara harus mengorganisir demonstrasi ini
sesuai dengan kondisi yang berlaku di setiap negara.”
Pada
akhirnya, telah
disepakati bahwa 1 Mei sebagai hari buruh internasional. Hingga saat ini, pada
tanggal 1 Mei, semua buruh di penjuru dunia akan memperingati hari mereka, hari
paling bersejarah, yang dikenal sebagai May Day. Begitu juga dengan
Indonesia.
Indonesia
juga dikenal dengan permasalahan kesejahteraan buruh yang besar. Dimana setiap
perusahaan tidak memberikan perlindungan serta tidak maksimal dalam memenuhi
hak yang sudah selayaknya diterima oleh para buruh. Mulai dari masalah upah,
waktu kerja yang seringkali melebihi ketentuan waktu kerja yang sudah diatur
dalam pasal undang-undang, masalah jaminan social, hak cuti, hak berserikat,
serta seringkali diberlakukan PHK yang tidak memiliki landasan yang jelas.
Berbagai masalah inilah yang hingga hari ini berlum dapat diselesaikan oleh
pemerintah maupun perusahaan.
May
Day menjadi salah satu hari yang selalu dimanfaatkan buruh Indonesia untuk
menyampaikan tuntutan mereka atas apa yang seharusnya menjadi hak mereka. Sudah
sejak 1920 hari buruh di Indonesia di peringati. Meskipun, sempat dilarang
selama rezim orde baru berkuasa. Namun, pasca itu 1 Mei kembali menjadi harinya
para buruh Indonesia. Hal yang menarik dari gerakan May Day di Indonesia ini,
tidak hanya diikuti oleh buruh. Berbagai golongan seperti mahasiswa, organisasi
kepemudaan, serta masyarakat umum ikut turut serta menjadi dorongan semangat
mencapai kesepakatan atas tuntutan kaum buruh Indonesia.
Melihat
fenomena lahirnya May Day yang begitu panjang, hingga di Indonesia sendiri,
menjadi bukti bahwa keterlibatan banyak pihak dalam gerkan ini, adalah wujud
dari persatuan dan kesatuan generasi muda Indonesia. Begitu tingginya solidaritas
yang diberikan masyarakat terhadap buruh, rasa kepedulian.
May
Day, sejarah akan terus mencatat umur yang begitu panjang dalam memperjuangkan
hak dan keadilan. Karena buruh tetap selayaknya manusia yang butuh hiburan,
menikmati aroma sedap meja makan keluarga, serta bersentuhan dengan anaknya di
taman.
Sumber
data: https://rubbytmp.wordpress.com/2015/06/04/sejarah-hari-buruh-sedunia-mayday/
Posting Komentar untuk "May Day dan Umur Panjang Perjuangan Buruh"