Perjuangan Belum Berhenti, Dukungan Nasional Menanti
Oleh :
Riska Yulyana Damayanti & Fahri Abdillah
Mahasiswa pernah
didorong mundur Unsoed dalam gugatan, tak pantang surut, dukungan dari berbagai
pihak malah semakin besar
“Kalo Saya jadi rektor, Saya bunuhi kalian
satu-satu,” begitu cletukan yang dilontarkan oleh Noor Aziz, Kuasa Rektor Unsoed
kepada mahasiswa penggugat SK UKT Unsoed, 08 September lalu. Saat itu selesai sidang
pembacaan gugatan SK UKT, di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang. Katanya
ini hanya bagian dari lawakan, sekedar melepas lelah di tengah Kota Semarang
yang begitu panas. Sayangnya Unsoed tak punya selera humor yang baik, hingga
membunuh jadi bahan lawakan.
Sebelumnya
Unsoed, pernah mengirimkan pesan kepada para penggugat. Melalui pesan singkat,
Unsoed mendikte penggugat untuk mencabut gugatannya. Lantaran diantara pengugat
adalah penerima beasiswa. Tukiban salah satu penguggat yang mundur karena
diancam dicabut beasiswanya. “SMS-nya gini. Bagi mahasiswa penerima beasiswa
dilarang mengikuti gerakan SaveSoedirman,” kata Tukiban, membacakan SMS yang Ia
terima.
Tidak
berhenti sampai disitu, pada 9 September 2013 Unsoed melakukan pemanggilan
kepada para penggugat yang bertujuan agar mahasiswa mencabut gugatannya tanpa
syarat. Mereka memanggil para penggugat via telepon untuk menghadiri mediasi 10
September 2013. Tiga orang mendapat panggilan, Novita Sari, Maris Sinambela,
dan Aisyah Nahdi. Sisanya diberi tahu untuk hadir melalui mereka bertiga.
Namun,
Aisyah agak berbeda ketika ia menerima konfirmasi dari Unsoed. Saat itu, bukan
Aisyah yang menerima panggilan, melainkan orang tuanya. Unsoed menegaskan
kepadanya jika Aisyah dilarang mengikuti gerakan penggugatan. “Semacam ancaman
cabut gugatan,” kata Aisyah.
Hari
berikutnya, seluruh penggugat dihadirkan di Ruang Rapat Biro Lantai II, Gedung
Rektorat Unsoed. Segelintir penggugat, tanpa didampingi kuasa hukumnya
dihadapkan langsung dengan jajaran pembantu dekan III tiap fakultas, serta
jajaran rektorat lainnya, termasuk kuasa rektor. Forum, tersebut mendesak penggugat
untuk mencabut gugatannya. Ini dibenarkan oleh catatan proses, di dalam forum
yang ditulis oleh bagian humas Unsoed.
Bukan
semata tindakan kosong belaka. Rupa-rupanya Unsoed memang gerah dengan proses
gugatan ini. Mas Yedi Sumaryadi, selaku Rektor Baru Pengganti, merasa enggan
jika permasalahan ini diketahui publik. “Ini, semacam aib, jangan sampai keluar,”
katanya. Ia menginginkan mediasi dilakukan lagi antara mahasiswa dengan pihak Unsoed.
Sebelumnya,
mahasiswa sudah terlanjur kecewa dengan pihak Rektorat Unsoed. mediasi
berulangkali dilakukan. Pasca Perjanjian pada 17 Desember tahun silam. Namun
tidak ada titik temu. Hingga mahasiswa memilih metode lain, dengan jalur hukum.
Ini membuat mahasiswa akan tetap mempertahankan haknya dijalur hukum, dan tidak
akan mencabut gugatan. “Perjuangan ini belum selesai, sampai kasus UKT
benar-benar dituntaskan,” tegas M. Iqbal, Koordinator Aliansi Mahasiswa 2012.
Sorotan dan Dukungan Nasional
Runutan
tindakan Unsoed untuk menghalau mahasiswa, tak membuat mereka berkecil hati dan
merasa takut. Malah gugatan ini, kini menjadi sorotan mata berbagai pihak
diantaranya Social Movement Institute (SMI). Lembaga yang bergerak dibidang gerakan
dan wacana sosial ini memberikan perhatian lebih terhadap kasus UKT Unsoed.
Melalui
Ketua Lembaga, Eko Prasetyo, SMI menyatakan bahwa akan mendukung gerakan ini
sampai tuntas. Bukan tanpa alasan, pasalnya Eko yang juga pemerhati pendidikan
melihat potensi besar perubahan pendidikan di dalam negeri melalui letupan
gerakan menguggat UKT Unsoed. Ia juga berkata jika perjuangan melalui jalur
hukum baru pertama kalinya dilakukan oleh mahasiswa. “Mahasiswa Unsoed berarti
melek hukum,” katanya.
Tak
sia-sia, dukungan dari lembaga ini pun mengundang dukungan dari deretan universitas
lain di daerahnya, Yogyakarta. Seperti UIN Sunan Kalijaga dan UGM, yang juga
bermasalah dengan UKT. Mahasiswa-mahasiswa UIN memberikan Forum Sharing,
sehingga tahu duduk perkara UKT Unsoed.
Minggu
lalu, perwakilan mahasiswa asal Untirta Banten juga menyambangi penguggat di
Purwokerto. Mereka menyatakan sikap untuk mendukung melalui petisi yang ditanda
tangani. “Jika dikawal terus, kasus ini bisa sampai pergerakan nasional,” tegas
Ahmad Jhosep, Wakil ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FISIP, Untirta.
Hal
serupa juga terpikirkan oleh Reza Pahlevi, Ketua Senat Mahasiswa Undip Semarang.
Mereka siap mendampingi dan mengawal mahasiswa Unsoed dalam menggugat UKT.
Lebih dari dua kali mereka mendampingi mahasiswa Unsoed dalam persidangan.Mahasiswa
Unsoed sendiri, juga begitu antusias mendukung. Khususnya angkatan 2012. Mereka
masih dalam satu barisan besar. Dibuktikan dengan penggalangan tanda tangan
yang mereka lakukan tanggal 12 November, minggu lalu.
“Kita
tidak mau lepas tangan begitu saja, dan membuta. Dulu kita aksi bersama sampai
sekarang juga kita akan kawal bersama,” kata Azahra, Mahasiswa 2012 yang
mendukung gugatan ini. Perjuangan ini tak akan selesai sampai benar-benar
dituntaskan, katanya mengebu-gebu. (Yoyo, Fahri, Riska)
Posting Komentar untuk "Perjuangan Belum Berhenti, Dukungan Nasional Menanti"